Makna agama bagi anak


Anak bukan orang dewasa yang kecil. Akan tetapi anak adalah manusia unik dan orsinil yang terlahir ke dunia. Dalam konteks keagamaan, tentu makna agama yang difahami anak-anak tidak sama dengan makna agama yang difahami orang-orang dewasa. Terlebih lagi perbedaan rasa beragama diantara keduanya. 

Perlu ditekankan bahwa rasa beragama berbeda dengan pengetahuan tentang agama, baik anak-anak maupun orang dewasa. Apa perbedaannya? Pengetahuan agama adalah informasi tentang agama yang bersumber dari kitab suci, sedangkan rasa beragama adalah buah pengetahuan dari agama tersebut. Jika demikian, apakah anak-anak tidak memiliki rasa beragama karena belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang beragama, sehingga tidak membuahkan rasa apa-apa? Ternyata tidak. Menurut Zakiyah Daradjat, anak-anak sudah mempunyai rasa beragama melalui perkembangan bahasa yang diucapkan orang tua atau gurunya di sekelilingnya. 

Anak-anak lebih tertarik pada kosa kata bahasa dari pada pertanyaan-pertanyaan mengenai tentang apa itu agama. Siapa Tuhan? Apa itu surga da neraka? Dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan oleh kemampuan berpikir (perkembangan kognitif) anak yang belum mampu menjangkau pemikiran yang bersifat abstrak. Oleh karena itu, dalam perasaan anak, agama, Tuhan atau Allah(dalam versi anak-anak Katolik) dimaknai sebagai Bapa yang besar, agung, dan kuat yang berada di langit. 

Dari pemaknaan agama yang demikian, pola likir anak mulai meningkat. Anak-anak mulai bertanya, bagaimana cara Allah naik ke langit? Bagaimana Allah menjadikan dirinya sendiri? berapa umur Allah, kapan dilahirkan, apakah Allah menikah dan lain sebagainya.
Makna-makna kongkrit tentang agam yang demikian itulah yang membuat anak-anak sangat ingin berkomunikasi dengan Tuhan. Dan orang tua maupun Guru bisa mengobati rasa komunikasi anak kepada Tuhan dengan cara berdo’a serasa mengangkat kedua tangannya ke atas. 

Sejak dini mungkin anak harus dikenalkan, dirasakan, dengan metode-metode variatif agar pengetahuan tentang Tuhan melekat dalam pola fikirnya, dalam mentalnya, dalam hatinya. Sejatinya itulah pendidikan tauhid.


Belum ada Komentar untuk " Makna agama bagi anak "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel