Mengenali bakat pada anak sejak usia dini

Seperti hari-hari biasa, pagi itu aktivitas RA Raudlotul Arifin berjalan sebagaimana mestinya. Sebelum masuk kelas, anak-anak berbaris rapi. Dalam barisan itu, anak-anak yang dipandu oleh bunda Heny, Bunda Nur, dan Bunda Har melakukan senam pagi, melantunkan mars, juga ikrar santri.

Hari Sabtu, sebagaimana jadwal yang ada, adalah hari dimana anak-anak RA diberikan porsi tambahan dalam bakat, minat mereka. Ini yang membedakan RA Raudlotul Ulum dengan TK, RA yang lain. semenjak dini mungkin anak diidentifikasi, dikenali bakatnya, diarahkan pada skill terpendam yang ada pada diri mereka. 

Maka, para guru disini sangat detail menghitung, sensitive, dengan bakat murid-muridnya. Dengan pendekatan ini, murid tidak hanya diberi asupan materi-materi yang bersifat kognitif. Lebih dari itu, murid juga diarahkan sedemikian mungkin kepada hal-hal yang bersikap afektif dan psikomotorik. Dua hal ini, selain pengetahuan kognitif, menjadi landasan penting, mendapatkan porsi besar agar murid tidak hanya pandai mambaca dan berhitung, namun lebih dari itu, pendalaman akan sikap, akhlak, moral, dan pengenalan tentang Tuhan (Tauhid) menyatu dalam hati dan cara berfikir mereka sejak usia dini.

Mengasah jiwa kompetitif anak dalam usia dini juga merupakan hal yang penting. Ini akan membuka intuisi, kepekaan jiwa mereka dalam bersosial. Anak tidak mudah canggung, pede, dan berani dalam segala aktivitas mereka di dalam maupun diluar kelas. Tentu dengan kontroling guru dan orang tua mereka.  

Bunda Nur memandu siswa RA Raoudlotul Arifin bermain dan berlomba. Semua merasa senang. Juga disaksikan para wali murid. Bersorak ramai mengelukan putra-putrinya. 

Ayoo..semua konsentrasi ya. Kelerengnya tidak boleh jatuh. Tampak Adinda Tyas, Putri, Edel, Anis dan Lala melindungi kelerengnya masing-masing dengan sendok yang tergigit di mulut mereka.  

Ananda Atok dan Rafi beradu lari membawa bendera

 

Ananda Rendi dan Rafi mandiri mengkancing baju sendiri

Bagikan Artikel ini