SI Pahit Lidah
Pesan tentang moral, tentang pentingnya berbuat baik, pentingnya
berbakti kepada orang tua, melestarikan lingkungan, mengabdi kepada bangsa dan Negara.
Pentingnya menghargai pendapat orang lain. akan lebih mudah disampaikan melalui
cerita, ada banyak cerita, ada dongeng, fable, mitos, epos, legenda dan
lain-lain.
Salah satu metode, cara untuk menyisipkan tentang budi pekerti,
ajaran agama untuk anak sesungguhnya lebih mengena, lebih menancap dengan
penyampian model cerita. Inilah yang akan menancap pada ingatan anak sampai
beberapa tahun kemudian. Hingga ia dewasa, hingga ia tua.
Dongeng
Si Pahit Lidah
Dahulu kala ada seorang pangeran bernama Serunting. Ia adalah
keturunan raksasa dari keturunan Sumedang. Ada satu sifat buruk yang
dimilikinya, yaitu selalu iri dengan orang lain. rasa iri ini dirasakannya juga
kepada saudara iparnya., adik dari istrinya sendiri yang bernama Ari Tebing. Rasa
iri tersebut berlanjut hingga pertengkaran diantara keduanya.
Pertengkaran tersebut berlanjut hingga menjadi permusuhan besar. Penyebabnya,
mereka mempunyai lading padi bersebelahan yang dipisahkan oleh pepohonan. Di bawah
pepohonan itu ditumbuh cendawan. Cendawang yang menghadap Aria Tebing tumbuh menjadi
logam wmas, sedangkan cendawan yang menghadap Serunting tumbuhan menjadi
tanaman yang tidak berguna. Serungting menuduh Aria Tebing telah menggunakan
ilmunya untuk mengubah cendawan miliknya menjadi tumbuhan ilalang.
Pada suatu hari, terjadilah perkelahian sengit antara Serunting
dengan Aria Tebing. Karena Serunting lebih sakti, Arya Tebing terdesak dan
hampir terbunuh. Namun Aria Tebing berhasil melarikan diri. Kemudia ia menemui
dan membujuk kakaknya (istri dari Serunting) untuk memberitahukan rahasia
kesaktian Serunting. Setelah mendengar rahasia kesaktiannya, Aria Tebing
kembali menantang kembaali Serunting. Serunting menerima tantangan itu. Ketika
perkelahian berada pada puncaknya, Aria Tebing hampir saja dikalahkan. Pada saat
terdesak itu, Aria Tebing melihat ilalang yang bergetr. Segera ia menancapkan
tongkatnya pada ilalang yang bergeta itu. Serunting langsung terjatuh dan
terluka parah. Serunting kaget, karena adik iparnya mengetahui rahasia
kesaktiannya itu. Padahal hanya istrinya yang tahu. Merasa dikhianati istrinya,
ia pun pergi mengembara.
Serunting pergi bertapa ke gunung Siguntang. Oleh Dewa Mahameru, ia
dijanjikan kekuatan gaib. Kemampuan itu berupa kemampuan lidahnya mengubah
sesuatu yang diinginkannya. Selanjutnya, ia berniat kembali ke kampunya di
daerah Sumidang. Dalam perjalanan pulang tersebut, ia menguji kesaktiannya. Di tepi
danau Ranau, dijumpainya hamparan pohon-pohon tebu yang sudah menguning.
Serunting pun berkata, “ Jadilah batu.” Maka benarlah, tanaman itu
berubah menjadi batu. Ia pun mengutuk setiap orang yang dijumpainya ditepian
sungai Jambi menjadi batu. Sejak saat itu, Serunting mendapat julukan si Pahit
Lidah. Setelah sekian lama berjalan dari satu daerah ke daerah lainnya, si
Pahit Lidah pun sadar atas kesalahannya dan ia ingin menebus kesalahannya
dengan kebaikan. dikabarkan, ia mengubah bukit Serut yang gundul menjadi hutn
kayu yang rimbun. Penduduk setempat senang dan menikmati hasil hutan yang
melimpah. Walaupun kata-kata dari mulutnya sudah berbuah manis, Serunting tetap
dijuluki SI Pahit Lidah.
Belum ada Komentar untuk " SI Pahit Lidah "
Posting Komentar