Model PAUD Berbasis Budaya Lokal
Indonesia memiliki
daerah dengan beragam budaya dan kondisi daerah seperti pegunungan, pedesaan,
perkotaan, industri, pantai, sungai, bahkan laut. Masing-masing lingkungan
memiliki masyarakat dengan corak kehidupan atau budaya yang berbeda-beda dan
unik, mulai dari cara hidup, kebiasaan, lingkungan, adat-istiadat, nyanyian
daerah, hingga alat permainan yang digunakan ketikaa masih kanak-kanak.
Santri Ra Raudlatul Arifin sedang menikmati
suasana sawah yang membentang
Masyarakat
pegunungan misalnya bermata pencaharian dengan memanfaaatkan hasil hutan atau
perkebunan. Anak-anak mereka sejak lahir terbiasa dengan hutan, buah-buahan
hutan. Anak-anak terbiasa bermain ayunan yang diikat di dahan pohon sekitar
rumah atau bermain buah karet, biji kayu hutan, atau rotan yang diikat menjadi
alat permainan.
Demikian halnya
dengan masyarakat pantai, anak-anak nelayan hidup dan bermain sesuai kondisi
lingkungan pantai. Kegiatan di lingkungan pantai seperti berenang, bermain
pasir, bermain perahu, memancing, bermain dengan kulit kerang, siput, dan
sebagainya.
Anak-anak yang
hidup di daerah pedesaan lain lagi, sehari-hari mereka berhadapan dengan sawah,
kebun, balong, kerbau, sungai-sungai kecil. Anak-anak bermain dan belajar
dengan kerbau, mandi di sungai, mencari belut, memelihara kolam ikan, dan lain
sebagainya.
Anak-anak yang
hidup di perkotaan mempunyai cara belajar dan bermain yang berbeda pula, mereka
terbiasa alat bermain dengan teknologi maju, seperti bermain game di komputer,
beragam alat permainan dari besi, plastik, cat, krayon, kertas warna, dan sebagainya.
Santri-santri merasa senang karena bisa
menikmati suasana sawah yang asri
Mengingat kondisi
diatas, tidak mungkin pemerintah memaksakan satu model pembelajaran PAUD yang
berlaku untuk semua lingkungan. Model pembelajaran PAUD harus disesuaikan
dengan kondisi atau karakteristik daerah atau budaya. PAUD di tepian pantai misalnya,
didesain sesuai kondisi dan karakteristik kehidupan masyarakat pantai sebagai
basis dalam mengembangkan pembelajaran PAUD efektif.
Ada beberapa
prinsip yang dapat menjadi pegangan pengelola dalam mengembangkan model PAUD
berbasis budaya lokal, baik wilayah untuk pegunungan, pesisir pantai, sungai,
atau daerah terpencil, diantaranya :
Ø Model PAUD yang dikembangkan didasarkan kepada karakteristik wilayah
dan sesuai tata kehidupan masyarakat setempat. PAUD di sekitar pesisir pantai
misalnya sedapat mungkin memanfaatkan potensi pantai sebagai basis
pembelajaran.
Ø Memanfaatkan seoptimal mungkin sarana, media, alat permainan yang ada
didaerah masing-masing untuk kepentingan pembelajaran bagi anak didik. Alat
permainan tradisional, kesenian daerah, nyanyian, perlu digali dan dikembangkan
sebagai kekhasan daerah yang perlu dilestaarikan.
Ø Program pembelajaran disusun berdasarkan kurikulum nasional dengan
muatan lokal sesuai kekhasan daerah masing-masing.
Belum ada Komentar untuk " Model PAUD Berbasis Budaya Lokal "
Posting Komentar