Permainan Tradisional yang Terlupakan
11.33
Edit
Seiring
dengan berjalannya waktu dan perubahan jaman, kini permainan permainan yang
dulu sering kita mainkan waktu kecil telah mulai terlupakan. Bisa dilihat
secara nyata bahwa kenyataannya anak kecil jaman sekarang sudah mulai bermain
dengan hal hal yang berbau tekhnologi.. Seperti Internet, Game Online, PC Game
bahkan Jejaring Sosial.
Karena itu mari kita rangkum permainan tradisional yang sudah jarang di mainkan di jaman sekarang
1. Petak Umpet
Petak umpet adalah sejenis permainan yang bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, namun jika semakin banyak akan semakin seru.
Karena itu mari kita rangkum permainan tradisional yang sudah jarang di mainkan di jaman sekarang
1. Petak Umpet
Petak umpet adalah sejenis permainan yang bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, namun jika semakin banyak akan semakin seru.
Dimulai
dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing"
(berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini
nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10,
biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat
teman-temannya bergerak untuk bersembunyi (tempat jaga ini memiliki sebutan
yang berbeda di setiap daerah, contohnya di beberapa daerah di Jakarta ada yang
menyebutnya INGLO, di daerah lain menyebutnya BON ada juga yang menamai tempat
itu HONG, TEKONG, dan lain-lain ). Setelah hitungan sepuluh (atau hitungan yang
telah disepakati bersama, misalnya jika wilayahnya terbuka, hitungan biasanya
ditambah menjadi 15 atau 20) dan setelah teman-temannya bersembunyi, mulailah
si "kucing" beraksi mencari teman-temannya tersebut.
Jika si
"kucing" menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya sambil
menyentuh INGLO atau BON atau
HONG atau TEKONG, apabila hanya meneriakkan namanya saja, maka si "kucing" dianggap kalah dan mengulang permainan dari awal. Apabila Yang seru adalah, pada saat si "kucing" bergerilya menemukan teman-temannya yang bersembunyi, salah satu anak (yang statusnya masih sebagai "target operasi" atau belum ditemukan) dapat mengendap-endap menuju INGLO, BON atau HONG atau TEKONG, jika berhasil menyentuhnya, maka semua teman-teman yang sebelumnya telah ditemukan oleh si "kucing" dibebaskan, alias sandera si "kucing" dianggap tidak pernah ditemukan, sehingga si "kucing" harus kembali menghitung dan mengulang permainan dari awal.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
2. Benteng/ Sodoran
HONG atau TEKONG, apabila hanya meneriakkan namanya saja, maka si "kucing" dianggap kalah dan mengulang permainan dari awal. Apabila Yang seru adalah, pada saat si "kucing" bergerilya menemukan teman-temannya yang bersembunyi, salah satu anak (yang statusnya masih sebagai "target operasi" atau belum ditemukan) dapat mengendap-endap menuju INGLO, BON atau HONG atau TEKONG, jika berhasil menyentuhnya, maka semua teman-teman yang sebelumnya telah ditemukan oleh si "kucing" dibebaskan, alias sandera si "kucing" dianggap tidak pernah ditemukan, sehingga si "kucing" harus kembali menghitung dan mengulang permainan dari awal.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
2. Benteng/ Sodoran
Benteng adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri
dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai
markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai 'benteng'.
Cara Bermain:
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih 'benteng' lawan dengan menyentuh tiang atau pilaryang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan 'menawan' seluruh anggotalawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dariwaktu terakhir saat si 'penawan' atau 'tertawan' menyentuh 'benteng' mereka masing-masing.
Orang yang paling dekat waktunya ketika menyentuh bentengberhak menjadi 'penawan' dan bisa mengejar dan menyentuhanggota lawan untuk menjadikannya tawanan. Tawanan biasanya ditempatkan di sekitar benteng musuh. Tawanan juga bisa dibebaskan bila rekannya dapat menyentuh dirinya.
Dalam permainan ini, biasanya masing - masing anggota mempunyai tugas seperti 'penyerang', 'mata - mata, 'pengganggu', dan penjaga'benteng'. Permainan ini sangat membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang handal.
3. Egrang
Cara Bermain:
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih 'benteng' lawan dengan menyentuh tiang atau pilaryang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan 'menawan' seluruh anggotalawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dariwaktu terakhir saat si 'penawan' atau 'tertawan' menyentuh 'benteng' mereka masing-masing.
Orang yang paling dekat waktunya ketika menyentuh bentengberhak menjadi 'penawan' dan bisa mengejar dan menyentuhanggota lawan untuk menjadikannya tawanan. Tawanan biasanya ditempatkan di sekitar benteng musuh. Tawanan juga bisa dibebaskan bila rekannya dapat menyentuh dirinya.
Dalam permainan ini, biasanya masing - masing anggota mempunyai tugas seperti 'penyerang', 'mata - mata, 'pengganggu', dan penjaga'benteng'. Permainan ini sangat membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang handal.
3. Egrang
Egrang atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar
bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang
yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk
diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal.
Di dataran banjir maupun pantaiatau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas
jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah
yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun.
Egrang di Indonesia biasa dimainkan ataupun dilombakan saat peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus. Egrang dengan versi lain juga dimainkan pada saat upacara sunatan.
4. Boi-Boian
Permainan tradisonal dengan total lima sampai sepuluh orang.
Cara Bermain":
Egrang di Indonesia biasa dimainkan ataupun dilombakan saat peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus. Egrang dengan versi lain juga dimainkan pada saat upacara sunatan.
4. Boi-Boian
Permainan tradisonal dengan total lima sampai sepuluh orang.
Cara Bermain":
Model permainannya yaitu menyusun lempengan batu, biasanya diambil dari pecahan
genting atau pocelen yang berukuran relatif kecil. Bolanya bervariasi, biasanya
terbuat dari buntalan kertas yang dilapisi plastik, empuk dan tidak keras,
sehingga tidak melukai. Satu orang sebagai penjaga lempengan, yang lainnya
kemudian bergantian melempar tumpukan lempengan itu dengan bola sampai roboh
semua. Setelah roboh maka penjaga harus mengambil bola dan melemparkannya ke
anggauta lain yang melempar bola sebelumnya. Yang terkena lemparan bola yang
gatian menjadi penjaga lempengannya.
5. Kelereng
Kelereng dengan berbagai sinonim gundu, keneker, kelici, guli adalah bola kecil
dibuat dari tanah liat, marmer atau kaca untuk permainan anak-anak. Ukuran
kelereng sangat bermacam-macam. Umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung.
Kelereng kadang-kadang dikoleksi, untuk tujuan nostalgia dan warnanya yang
estetik.
Cara Bermain:
Bentuk permainan yang biasa dimainkan adalah main porces. Cara permainannya
dengan
menggambar segitiga sama kaki ditanah kemudian masing-masing pemain
meletakkan sebuah kelerengnya diatas gambaran segitiga tersebut. Buah pasangan
namanya, buah kelereng yang dipertaruhkan. Peserta, tergantung jumlah pemain.
Biasanya paling sedikit tiga pemain dan paling banyak idealnya enam pemain.
Kalau lebih dari itu dibuat dua kelompok. Permainan dimulai dengan cara
masing-masing pemain menggunakan sebuah kelereng sebagai gacoannya lalu
melempar buah pasangan tersebut dari jarak dua atau tiga meter .Pemain secara
bergantian melempar sesuai urutan berdasarkan hasil undian dengan adu sut jari
tangan Pelemparan gaco dilakukan dengan membidik dan melempar keras dengan
maksud mengenai buah pasangan atau agar hasil lemparan mendarat dilapangan
permainan terjauh.
Selanjutnya yang mengawali permainan adalah siapa yang berhasil mengenai buah
pasangan, dialah mendapat giliran pertama.. Kalau tidak ada yang mengenai buah
pasangan ,maka yang mulai bermain adalah gacoannya yang terjauh. Pemain harus
berusaha menghabiskan buah pasangan diporces pada saat giliran bermain. Ada
yang sekali giliran main sudah mampu menghabiskan semua buah pasangan. Tanda
dia pemain yang terampil. Berbagai taktik untuk menang dilakukan ,antara lain
kalau tidak mau memburu gacoan lawan , maka pilihannya adalah menembakkan
gacoan ketempat yang kosong untuk disembunyikan agar tidak dapat dimatikan oleh
lawan-lawan main. Pemain yang mampu menghabiskan buah pasangan terakhir
dilanjutkan berburu menembak gacoan lawan . Pemain yang gacoannya kena tembak
maka gacoannya mati ,selesailah permainannya pada game tersebut.
6. Gatrik/ Pate Lele
Gatrik atau Pate Lele pada masanya pernah menjadi permainan yang populer di
Indonesia. Merupakan permainan kelompok, terdiri dari dua kelompok.
Cara Bermain:
Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai
tongkat berukuran kira kira 30 cm dan lainnya berukuran lebih kecil. Pertama
potongan bambu yang kecil ditaruh di antara dua batu lalu dipukul oleh tongkat
bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin, pemukul
akan terus memukul hingga beberapa kali sampai suatu kali pukulannya tidak
mengena/luput/meleset dari bambu kecil tersebut. Setelah gagal maka orang
berikutnya dari kelompok tersebut akan meneruskan. Sampai giliran orang
terakhir. Setelah selesai maka kelompok lawan akan memberi hadiah berupa
gendongan dengan patokan jarak dari bambu kecil yang terakhir hingga ke batu
awal permainan dimulai tadi. Makin jauh, maka makin enak digendong dan kelompok
lawan akan makin lelah menggendong.
7. Lompat
Tali
Permainan ini sudah tidak asing lagi tentunya, karena permainan lompat tali ini bisa di temukan hampir di seluh indonesia meskipun dengn nama yang berbeda-beda. permainan lompat tali ini biasanya identik dengan kaum perempuan. tetapi juga tidak sedikit anak laki-laki yang ikut bermain.
Cara Bermain:
Permainan ini sudah tidak asing lagi tentunya, karena permainan lompat tali ini bisa di temukan hampir di seluh indonesia meskipun dengn nama yang berbeda-beda. permainan lompat tali ini biasanya identik dengan kaum perempuan. tetapi juga tidak sedikit anak laki-laki yang ikut bermain.
Cara Bermain:
Permainan lompat tali tergolong sederhana karena hanya melompati anyaman karet
dengan ketinggian tertentu. Jika pemain dapat melompati tali-karet tersebut,
maka ia akan tetap menjadi pelompat hingga merasa lelah dan berhenti bermain.
Namun, apabila gagal sewaktu melompat, pemain tersebut harus menggantikan
posisi pemegang tali hingga ada pemain lain yang juga gagal dan menggantikan
posisinya.
Ada beberapa ukuran ketinggian tali karet yang harus dilompati, yaitu: (1) tali
berada pada batas lutut pemegang tali; (2) tali berada sebatas (di) pinggang
(sewaktu melompat pemain tidak boleh mengenai tali karet sebab jika
mengenainya, maka ia akan menggantikan posisi pemegang tali; (3) posisi tali
berada di dada pemegang tali (pada posisi yang dianggap cukup tinggi ini pemain
boleh mengenai tali sewaktu melompat, asalkan lompatannya berada di atas tali
dan tidak terjerat); (4) posisi tali sebatas telinga; (5) posisi tali sebatas
kepala; (6) posisi tali satu jengkal dari kepala; (7) posisi tali dua jengkal
dari kepala; dan (8) posisi tali seacungan atau hasta pemegang tali.
8. Ular Naga
Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan di luar rumah
di waktu sore dan malam hari. Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman
rumah yang agak luas. Lebih menarik apabila dimainkan di bawah cahaya rembulan.
Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih, anak-anak umur 5-12
tahun (TK - SD).
Cara Bermain:
Anak-anak berbaris bergandeng pegang 'buntut', yakni anak yang berada di
belakang berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang di
mukanya. Seorang anak yang lebih besar, atau paling besar, bermain sebagai
"induk" dan berada paling depan dalam barisan. Kemudian dua anak lagi
yang cukup besar bermain sebagai "gerbang", dengan berdiri berhadapan
dan saling berpegangan tangan di atas kepala. "Induk" dan
"gerbang" biasanya dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara,
karena salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka
lakukan.
Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga yang
berjalan-jalan dan terutama mengitari "gerbang" yang berdiri di tengah-tengah
halaman, sambil menyanyikan lagu. Pada saat-saat tertentu sesuai dengan lagu,
Ular Naga akan berjalan melewati "gerbang". Pada saat terakhir,
ketika lagu habis, seorang anak yang berjalan paling belakang akan 'ditangkap'
oleh "gerbang".
Setelah itu, si "induk" --dengan semua anggota barisan berderet di
belakangnya-- akan berdialog dan berbantah-bantahan dengan kedua
"gerbang" perihal anak yang ditangkap. Seringkali perbantahan ini
berlangsung seru dan lucu, sehingga anak-anak ini saling tertawa. Sampai pada
akhirnya, si anak yang tertangkap disuruh memilih di antara dua pilihan, dan
berdasarkan pilihannya, ditempatkan di belakang salah satu "gerbang".
Permainan akan dimulai kembali. Dengan terdengarnya nyanyi, Ular Naga kembali
bergerak dan menerobos gerbang, dan lalu ada lagi seorang anak yang ditangkap.
Perbantahan lagi. Demikian berlangsung terus, hingga "induk" akan
kehabisan anak dan permainan selesai. Atau, anak-anak bubar dipanggil pulang
orang tuanya karena sudah larut malam.
9. Engklek/ Sondah
Permainan engklek atau sondah merupakan permainan tradisional lompat–lompatan
pada bidang–bidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar
kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu kekotak
berikutnya.
Permainan engklek biasa dimainkan oleh 2 sampai 5 anak perempuan dan dilakukan
di halaman. Namun, sebelum kita memulai permainan ini kita harus mengambar
kotak-kotak di pelataran semen, aspal atau tanah, menggambar 5 segi empat
dempet vertikal kemudian di sebelah kanan dan kiri diberi lagi sebuah segi
empat.
10. Congklak
Congkak
adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di
seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan
sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga
biji-bijian
dari tumbuh-tumbuhan.
Cara Bermain:
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.
Cara Bermain:
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang
pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang
akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya.
Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil
biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lobang besar miliknya
maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila habis di
lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi
yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia
berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil
(seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang
mendapatkan biji terbanyak.
11. Pletokan
Pletokan dibuat dari bambu, panjang 30 cm dengan diameter 1-1/2 cm. Bambu
dipilih yang kuat dan tua supaya tidak cepat pecah. Bambu dibagi dua. Untuk
penyodok, bambu diraut bundar sesuai dengan lingkaran laras dan bagian pangkal
dibuat pegangan sekitar 10 cm. Potongan bambu yang lain, ujungnya ditambahkan
daun pandan atau daun kelapa yang dililit membentuk kerucut supaya suaranya
lebih nyaring. Peluru dibuat dari kertas yang dibasahkan, kembang, atau pentil
jambu air. Peluru dimasukkan ke lubang laras sampai padat lalu disodok.
Peralatan yang dibutuhkan berupa bambu diameter 1 atau 1,5 cm dan panjang 30-40
cm sebagai laras bedil (bentuk pipa) dan sebagai tolak adalah batangan belahan
bambu yang dihaluskan. Sebagai peluru: bunga jambu air, kertas, daun-daunan dan
sejenisnya.
Cara Bermain:
Cara menembak adalah pertama peluru dimasukkan dengan batang penolak sampai ke
ujung laras. Peluru kedua dimasukkan dan ditolak dengan batang penolak. Peluru
kedua ini mempunyai dobel fungsi. Fungsi pertama sebagai klep pompa untuk
menekan peluru pertama yang akan ditembakkan. Fungsi kedua menjadi peluru yang
disiapkan untuk ditembakkan berikutnya. Tembakan ini akan menimbulkan bunyi
pletok dan peluru terlontar ± 5 meter dan relatif lurus. Permainan ini dapat sebagai
sarana perang-perangan.
12. Bekel
Permainan bekel umumnya dimainkan oleh anak-anak perempuan tapi permainan ini
juga bisa dimainkan oleh anak laki-laki. Bekel merupakan permainan melontarkan
bola ke atas dan menangkapnya kembali. Tetapi pada saat bersamaan harus
mengambil atau mengubah posisi biji-biji yang ada sesuai peraturan tingkat
kesulitan yang dijalankan.
13. Gasing/ Keh-kehan
Gasing / Gangsing / Panggal/ Keh-Kehan adalah mainan yang bisa berputar pada poros
dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang
ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali.
Cara Bermain:
Cara memainkan gasing, tidaklah sulit. Yang penting, pemain gasing tidak boleh
ragu-ragu saat melempar gasing ke tanah.
Cara:
1. Gasing di pegang di tangan kiri, sedangkan tangan kanan memegang tali.
2. Lilitkan tali pada gasing, mulai dari bagian paksi sampai bagian badan
gasing. lilit kuat sambil berputar.
14. Layangan
Layang-layang, layangan, atau wau (di sebagian wilayah Semenanjung Malaya)
merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan
terhubungkan dengan tali ataubenang ke daratan atau pengendali. Layang-layang
memanfaatkan kekuatan hembusan anginsebagai alat pengangkatnya. Dikenal luas di
seluruh dunia sebagai alat permainan, layang-layang diketahui juga memiliki
fungsi ritual, alat bantu memancing atau menjerat, menjadi alat bantu
penelitian ilmiah, serta media energi alternatif.
15. Main Bola
Permainan ini sama seperti permainan sepak bola pada umumnya.. Yang membedakan
adalah jumlah pemain dari masing masing tim yang kadang seadanya. Peraturan
yang ada dalam permainan juga tidak terikat alias tergantung kesepakatan
bersama. Sekarang sudah mulai jarang terlihat anak anak kecil yang bermain bola
karena sudah jarangnya lapangan luas terutama di kota kota besar.