Belajar Bukan Sekadar Bisa Baca, Tulis dan Hitung


Masih ada dalam masyarakat kita menganggap tujuan anak ke taman kanak-kanak untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Padahal yang terpenting adalah bagaimana aspek-aspek perkembangan anak secara totaitas mencapai kematangan sehingga anak memiliki kesiapan masuk sekolah dasar. Membaca, menulis, berhitung bukan tujuan, meskipun dapat dikembangkan bersama aspek lain dengan cara-cara yang lain.  Lembaga yang benar justru menumbuhkan minat dan kegemaran anak terhadap kegiatan membaca, menulis, dan berhitung.


Anak yang bisa baca, ketika di SD akan menjadikan orang tua terutama ibunya menjadi reader (juru baca) bagi sang anak. Anak malas baca karena belum mucul kegemarn atau minat terhadap buku, gambar-gambar dan cerita dalam buku. Cara dijejal atau dicekok hanya akan membuat buku menjadi barang yang membosankan bagi anak. Lembaga yang berorientasi baca, tulis, dan hitung sebagai tujuan akan menghambat perkembangaan totalitas anak yang seharusnya ia capai, disamping mematikan imajinasi dan kreativitas.

Bahwa kegiatan membaca, menulis, berhitung bukan berarti diharamkan; akan tetapi dilakukan dengan cara yang benar, metode yang menarik, dan menyenangkan. Membaca bukan berarti harus dengan cara dijejal, dicekok, seperti “ i en ini menjadi ini, i beubu menjadi ibu, bo el ala menjadi bola; akan tetapi dilakukan dengan cara bermain huruf misalnya dengan menggunakan kartu huruf bergambar sepatu, mobil, bola, rumah dan lain-lain. Gambar-gambar tersebut digantung di depan atau di papan flannel, dengan memanfaatkan nyanyian, anak mengucapkan ma mi mu, me mo; la li le lo dan seterusnya.

Menulis hendaknya tidak langsung memgang pensil atau pena, tetapi dimulai dengan mematangkan eksistensi dan fleksi lengan dan tangan anak melalui kegiatan menulis di udara, di air, di pasir, dengan menggunakan jari telunjuk; kemudia merambah menggambar diatas kertas semen, menyambung titik, dan seterusnya. Ada guru atau orang tua mengajarkan anak menulis dengan cara memgang langsung tangan anak; alhasil jari-jari anak semakin tegang dan buku akhirnya sobek. Cara-cara seperti inilah yang justru mematikan kegemaran anak dalam membaca dan menulis. Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung harus tumbuh dari minat nak. Saya percaya jika aspek semua dasar berkembang secara matang, maka dengan sendirinya seluruh potensi anak akan muncul dan berkembang, termasuk kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. 

Bahwa apapun orientasi kemampuan yang akan dicapai, bukan berdasarkan anak harus BISA tapi anak harus GEMAR. 

Belum ada Komentar untuk " Belajar Bukan Sekadar Bisa Baca, Tulis dan Hitung "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel