Gaya Belajar Visual


Mari diidentifikasi secara perlahan, komprehensif, dan matang mengenai segala perilaku, gerak-gerik, anak-anak kita di Ra Roudlatul Arifin. Identifikasi sesungguhnya hanyalah merupakan ijtihad kecil dari beberapa ‘keunikan’ yang ada dalam diri anak-anak Ra Raudlatul Arifin. Keunikan—aku menyebutnya demikian—merupakan PR bagi aku pribadi, untuk ditelaah, dibaca, dimengerti agar anak-anak dalam masa golden agenya tidak terpola pada sistem dan mekanisme pembelajaran yang salah. Kesalahan mendasar misalnya, bawa semua anak tidak bisa dan tidak boleh dipaksa untuk memahami materi belajar, karena masing-masing anak mempunyai gaya, karakter, serta kecenderungannya masing-masing. Artinya, setiap anak harus didampingi secara personal. Dipancing dengan dunianya, lalu kemudian diarahkan dan dibimbing menuju pemahaman materi yang ingin dicapai.

Misalnya, Rendy. Rendy ini tipikal anak visual. Ia peka terhadap warna, ia detail dengan segala hal yang bersifat artistik. Rendy mampu mengkombinasikan berbagai warna untuk kemudian diterapkan pada gambar. Pada suatu kali, Rendy menghasilkan warna yang indah pada sebuah gambar burung beo. Ia detail warna dari mulai warna paruh, bulu, sayap, hingga kedua kaki burung beo. Beberapa hasil tugas mewarna inilah Rendy menampakkan dirinya sebagai anak yang artistik, telaten, suka seni, walaupun sulit mengikuti anjuran dengan lisan. Karakter visual memang tertarik dengan peragaan, bukan dengan lisan maupun ucapan.

Maka, kemampuan belajar visual menitikberatkan pada pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti kongkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk bisa mempercayainya. 

Belum ada Komentar untuk " Gaya Belajar Visual "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel