Motivasi Belajar untuk Anak Didik


Banya cara atau teknik yang dapat dirancang untuk memberikan motivasi kepada peserta didik, baik secara individu maupun klasikal di dalam kelas. Karena guru dalam konteks ini sekaligus berperan sebagai pendidik dan motivator bagi mereka, maka guru harus mempunyai jiwa entrepreneurship. Bagaimana mungkin seorang guru mampu memberia motivasi kepada anak didiknya jika ia sendiri tidak mempunyai semangat untuk mengajar? Hal ini sama persis ketika orang tua melarang anaknya menonton TV, sementara dirinya justru
asyik menikmati sendiri. sama halnya dengan memotivasi anak didik, baik individual maupun klasikal. Seorang guru harus menampakkan jiwa semangatnya di hadapan anak didiknya.
Adapun beberapa teori motivasi belajar yang bisa dilakukan adalah berikut : 

a.      Prinsip senang dan tidak senang 
Anak didik cenderung lebih bersemangat atau termotivasi belajarnya jika guru yang mengajar selalu bisa membuat senang hatinya. Bahkan, beberapa guru mengakui bahwa kesenangan terhadap guru akan berdampak pada kesenangan pada mata pelajaran merupakan pintu paling lebar untuk menguasai dengan mudah pelajaran demi pelajaran yang diperoleh.
Sebaiknya, guru yang tidak menyenangkan akan diberi anak didiknya. Kebencian terhadap guru berakibat pada kebencian terhadap mata pelajaran yang diampunya. Dan, kebencian terhadap mata pelajaran tersebut sama artinya anak tersebut tidak mau belajar mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu, setiap guru wajib mengajar dengan senang dan bisa menyenangkan. 

b.     Memakai hadiah dan hukuman
Hadiah bukan bukan berarti pemberian secara Cuma-Cuma. Hadiah hanya diberikan ketika anak didik benar-benar mencapai prestasi. Hal ini untuk menghindarkan anak dari kebosanan terhadap hadiah yang diberikan. Walaupun hadiah tersebut hanya berupa tanda bintang, tetapi jika terllu sering, sedangkan prestasinya tidak begitu membanggakan, justru akan membosankan. Suatu saat, pasti anak akan meminta hadiah yang lebih besar. Oleh karena itu, sesuaikanlah hadiah yang diberikan dengan prestasi yang diraih.
Sementara hukuman tidak bertujuan untuk mematikan kkreativitas anak didik, tetapi sekedar metode lain dari mendidik. Terlebih lagi jika salah sedikit saja main hukum, tentu hal ini membawa dampak ketakutan, sehingga anak didik tidak berani melakukan apapun, kecuali sesuai dengan perintah guru. Hadiah dan hukuman hanya salah satu cara untuk memotivasi anak agar anak semangat dalam belajar, tetapi masih dalam suasana riang dan tanpa tekanan. Jangan sampai hadiah justru membuat anak didik mengalami ketergantungan, sehingga jika tidak ada hadiah, tidak mau belajar. Demikian pula dengan hukuman. Jangan sampai adanya sanksi hukuman tersebut membuat anak belajar dalam suasana terpksa dan tertekan. Misalnya, anak benar-benar akan dihukum jika nilainya dibaah lima. Itu pun hukumannya hanya mengerjakan ulang tugasnya dengan benar.  

c.      Kenalkan tokoh-tokoh besar dunia
Kenalkan anak didik dengan tokoh-tokoh besar dunia dan menunjukkan fotonya. Serta pula kisah perjalanan orang tersebut hingga mencapai prestasi gemilang. Hal ini dapat membakar semangat juang anak didik dalam “meniru” menjadi sosok manusia luar biasa, sebagaimana yang divceritakan gurunya. 

d.      Awali dengan berdoa
Jangan lupa, awalilah setiap kali pelajaran dengan berdoa. Walaupun tidak hafal lafadz doanya, yan penting anak didik tahu agar bahwa dipermudah dalam belajar, maka harus berdoa kepadaNya. Berdoa dengan suara keras dan bersama-sama oleh guru atau ketua kelas. Hal ini akan member motivasi kepada anak bahwa ada kekuatan di luar dirinya yang berperan. '

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel