Motivasi Belajar untuk Anak Didik
08.07
Edit
Banya cara atau teknik yang dapat dirancang untuk memberikan
motivasi kepada peserta didik, baik secara individu maupun klasikal di dalam
kelas. Karena guru dalam konteks ini sekaligus berperan sebagai pendidik dan
motivator bagi mereka, maka guru harus mempunyai jiwa entrepreneurship. Bagaimana
mungkin seorang guru mampu memberia motivasi kepada anak didiknya jika ia
sendiri tidak mempunyai semangat untuk mengajar? Hal ini sama persis ketika
orang tua melarang anaknya menonton TV, sementara dirinya justru
asyik
menikmati sendiri. sama halnya dengan memotivasi anak didik, baik individual
maupun klasikal. Seorang guru harus menampakkan jiwa semangatnya di hadapan
anak didiknya.
Adapun beberapa teori motivasi belajar yang bisa dilakukan adalah
berikut :
a. Prinsip senang dan tidak senang
Anak didik cenderung lebih bersemangat atau termotivasi belajarnya
jika guru yang mengajar selalu bisa membuat senang hatinya. Bahkan, beberapa
guru mengakui bahwa kesenangan terhadap guru akan berdampak pada kesenangan
pada mata pelajaran merupakan pintu paling lebar untuk menguasai dengan mudah
pelajaran demi pelajaran yang diperoleh.
Sebaiknya, guru yang tidak menyenangkan akan diberi anak didiknya.
Kebencian terhadap guru berakibat pada kebencian terhadap mata pelajaran yang
diampunya. Dan, kebencian terhadap mata pelajaran tersebut sama artinya anak
tersebut tidak mau belajar mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu, setiap
guru wajib mengajar dengan senang dan bisa menyenangkan.
b. Memakai hadiah dan hukuman
Hadiah bukan bukan berarti pemberian secara Cuma-Cuma. Hadiah
hanya diberikan ketika anak didik benar-benar mencapai prestasi. Hal ini untuk
menghindarkan anak dari kebosanan terhadap hadiah yang diberikan. Walaupun
hadiah tersebut hanya berupa tanda bintang, tetapi jika terllu sering,
sedangkan prestasinya tidak begitu membanggakan, justru akan membosankan. Suatu
saat, pasti anak akan meminta hadiah yang lebih besar. Oleh karena itu,
sesuaikanlah hadiah yang diberikan dengan prestasi yang diraih.
Sementara hukuman tidak bertujuan untuk mematikan kkreativitas
anak didik, tetapi sekedar metode lain dari mendidik. Terlebih lagi jika salah
sedikit saja main hukum, tentu hal ini membawa dampak ketakutan, sehingga anak
didik tidak berani melakukan apapun, kecuali sesuai dengan perintah guru.
Hadiah dan hukuman hanya salah satu cara untuk memotivasi anak agar anak
semangat dalam belajar, tetapi masih dalam suasana riang dan tanpa tekanan.
Jangan sampai hadiah justru membuat anak didik mengalami ketergantungan,
sehingga jika tidak ada hadiah, tidak mau belajar. Demikian pula dengan
hukuman. Jangan sampai adanya sanksi hukuman tersebut membuat anak belajar
dalam suasana terpksa dan tertekan. Misalnya, anak benar-benar akan dihukum
jika nilainya dibaah lima. Itu pun hukumannya hanya mengerjakan ulang tugasnya
dengan benar.
c.
Kenalkan tokoh-tokoh besar dunia
Kenalkan anak didik dengan tokoh-tokoh besar dunia dan menunjukkan
fotonya. Serta pula kisah perjalanan orang tersebut hingga mencapai prestasi
gemilang. Hal ini dapat membakar semangat juang anak didik dalam “meniru”
menjadi sosok manusia luar biasa, sebagaimana yang divceritakan gurunya.
d.
Awali dengan berdoa
Jangan lupa, awalilah setiap kali pelajaran dengan berdoa.
Walaupun tidak hafal lafadz doanya, yan penting anak didik tahu agar bahwa
dipermudah dalam belajar, maka harus berdoa kepadaNya. Berdoa dengan suara
keras dan bersama-sama oleh guru atau ketua kelas. Hal ini akan member motivasi
kepada anak bahwa ada kekuatan di luar dirinya yang berperan. '